UKM Korps Protokoler Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia
Sebagai Wadah Untuk Mengembangkan Potensi
Mahasiswa
Deni Permana
Protokoler Madya
NIM 1104630 / NRK 156. V KPM UPI
Berbicara
tentang hukum sudah seringkali didengarkan oleh kedua telinga kita setiap
harinya, karena kehidupan kita sudah terjamin oleh hukum yang berlaku. Mulai
dari bangun tidur sampai tidur lagi kehidupan manusia sudah diatur oleh
perundang-undangan, secara tidak sadar segala yang akan kita lakukanpun sudah
ada yang mengaturnya. Termasuk sebagai anggota Korps Protokoler Mahasiswa Universitas
Pendidikan Indonesia dengan Peraturan Kehidupannya (Perdup).
Banyak
para ahli yang sampai saat ini belum bisa mengartikan kata “ hukum “ sebagai
sebuah kata dengan arti baku. Teringat seorang ahli hukum bernama E. Utrecht
dia mengatakan bahwa hukum merupakan himpunan petunjuk hidup, perintah dan
larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya
ditaati oleh seorang anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk
hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa.
Sebagai
himpunan petunjuk hidup, kalimat tersebut mengarahkan kepada kita semua sebagai
anggota protokoler bahwa untuk menjalankan segala sesuatu ketika bertugas ataupun
tidak, harus tetap berpedoman kepada
hukum atau aturan yang berlaku dalam lingkungan korps. Sebagaimana tertera
dalam peraturan kehidupan Korps Protokoler Mahasiswa. Sebagai perintah tentunya
dengan sadar diri sebagai anggota korps protokoler bergegas menjalankan apa
yang seharusnya dijalankan dan tidak, dalam peraturan kehidupan yang berlaku
dilingkungan korps , bilamana belum jelas mari kita telaah surat Al Maidah ayat
50 :
”Apakah
hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah
yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi
orang-orang yang yakin?”
Firman Allahpun menjelaskan bahwa ketika kita berbuat sesuatu hendaknya memikirkan apa yang akan kita dapatkan ? ( dalam hal ini sanksi ). Yakinlah menjadi orang yang taat kepada hukum karenanya akan berpengaruh baik dalam kehidupannya. Mengahrgai larangan dan perintah yang ada. Kebiasaan yang akan membawa perubahan dalam diri seorang menuju kehidupan yang lebih baik. Tanpa disuruh diapun akan sadar dengan sendirinya, berbeda dengan mereka yang masih tidak peduli terhadap aturan yang berlaku akan tetapi tidak dijalankan dengan sepenuh hati maka pakasaanlah dan ketidakikhlasan timbul ketika dia sedang ditindak, dan terbukti melakukan suatu pelanggaran. Mungkin jengkel, rasa yang tak pernah hilang dalam diri manusia ketika dia mendapatkan suatu karena dipaksa atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan.
Sebagai
larangan, terlihat ketika kita sebagai anggota KPM UPI akan memasuki sekretariat
korps yakni dalam pintu masuk terpampang sebuah gambar dengan berbagai attention/ warning diantaranya :
1. Himbauan
kepada seluruh civitas korps biasakan menggunakan bahasa sunda setiap hari
rabu.
2. Himbauan kepada seluruh civitas korps biasakan
menggunakan jeans hitam dan baju berkerah ketika akan masuk sekre.
3. Pergunakanlah
air sebaik mungkin.
4. Simpanlah
baju pada tempatnya.
Aturan
tersebut sudah menjadi aturan baku dilingkungan KPM UPI, bagi anggota korps
mungkin sudah sering melihat dan menjalankannya, bila dianalogikan larangan itu
adalah makanan sehari-hari yang ketika tidak dimakan maka makanan tersebut akan
marah ( dalam hal ini Deputi IV bidang Pengkajian Peraturan sebagai penegak
hukum akan menindaknya ).
Dengan
membawa buku berwarna hijau dan abu tertulis kata “Keterlambatan dan Atribut” melengkapi
Deputi IV dalam menegakan aturan yang berlaku. Kedua alat bukti tersebut adalah
catatan sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh anggota KPM UPI. Bilamana banyak
pelanggaran maka punsihmentlah akan mengahampirinya. Sitem pengekannyapun
dengan cara olah fisik dan iuran kepada kas korps. Tidak dengan hal lainnya, semua dimaksudkan agar anggota jera
dan tidak akan melakukannya lagi. Maka
ketika sebuah aturan dilaksanakan oleh pelaku hukum keteriban dan kenyamananlah
yang terus kita rasakan bukan kekecewaan dan rasa kesalahan yang timbul katika
melihat catatan kesalahan terpampang di papan informasi.
Ada
sebuah kalimat yang diutarakan Letjen TNI J. Suryo Prabowo :
“Kemampuan yang handal dalam mengaplikasikan
semua taktik / strartegi hanya dimiliki oleh orang yang paling banyak berlatih/
belajar, dan paling banyak menggunakan kreativitas berfikir dan kecerdasan.
Jangan sekali-kali membenarkan yang biasa, tetapi biasakan yang benar “.
Dapat
penulis tangkap bahwa orang yang terus belajar dan berlatih setiap harinya maka
kemampuannya akan berbeda dengan orang yang malas, dan segala tindakan yang
akan dilakukan maka akan ia pikirkan
terlebih dahulu , karenanya ia akan menjalankan yang benar.
Begitupun
tiada hentinya sebagai anggota korps mari kita tingkatkan semangat belajar guna
mendalami ilmu keprotokolan , belajar untuk memahami, menjalankan dengan penuh
makna bahwa aturan yang ada ( dalam Perdup ) merupakan sesuatu hal yang
berharga untuk kita semua ( anggota KPM UPI ), dan keberhargaanyapun tidak akan
begitu saja menghilang itu terbukti “Orang
yang hidupnya selalu teratur maka orang tersebut akan selalu menempatkan
dirinya sesuai dengan apa yang selalu dia biasakan dengan keteraturannya “ disamping itupula orang tersebut akan banyak
disegani oleh seseorang disekelilingnya karena terlihat sekali prilaku maupun
tingkah lakunya itu berbeda dengan orang biasanya (untaian kata penulis).
Untuk
memaknai kalimat tersebut perlu adanya niatan untuk melakukan perubahan bagi
pola hidupnya. Protokoler merupakan orang yang menjalankan segalanya sesuai
dengan aturan keprotokolan sudah seharusnya sebagai seorang protokoler memahami
dan menjalankannya bilamana memang itu dianggap penting buat dirinya. Namun
bila dikatakan penting tidak penting hanyalah dirinya sendiri yang akan
merasakannya. Menurut saya, hal tersebut sangatlah penting bila dikaitkan
dengan keprotokolan karena bila kita rasakan keprotokolanpun sudah diatur
dengan perundang-undangan yang mana bila dalam pelaksanananya harus sesuai
dengan perintah yang tertulis dalam perundang-undangan. Mana mungkin ketika ada
pejabat negara berkunjung ke UPI mereka diberikan pelayanan dengan cuma-cuma,
kritikanpun akan silih berdatangan kepada kita semua selaku anggota protokoler.
Dinilai
tidak beretika padahal dalam aturan yang tertulis hal itu sudah dimuat dan
dijelaskan bagiamana tata cara melayani tamu ( pejabat negara ) dengan baik
sesuai dengan kedudukannya. Sedikit saja melalaikan aturan yang berlaku maka
kesalahanpun akan timbul. Dengan begitu memahami, memaknai dan menjalankan
hukum atau segala aturan baik tertulis maupun tidak tertulis. Memang sangat
erat kaitannya, bersamaan dengan protokoler.
Sebait
kalimat diatas menjelaskan contoh riil dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai
prefentif , fungsinya mengajak kepada seluruh civitas korps agar bisa
bersama-sama menegakan hukum yang mulai terlena dengan kekhasannya. Yakni
mengatur dan memaksa walaupun
permasalahannya dianggap sangat kecil tetapi cobalah dari hal terkecil
diluruskan agar tidak berakibat patal. Masuk dan bergabung menjadi bagian dari
Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah kebanggan
tersendiri dalam kehidupan sebagai seorang perantau dalam pencapaian cita
menjulang tinggi ilmu yang ku pelajari. Menapakan kaki di perguruan tinggi
negeri kelas favorit sudah menuliskan sejarah terbaru dalam lembaran-lembaran
cerita hidupku.
Dipertemukan
dalam sebuah rangkaian acara terbesar bernamakan MOKAKU UPI 2011, aku
bermuwajahah semoga banyak pengalaman berharga kan kudapat dalam mengarungi
lautan pendidikan yang harus ku selaminya. Berpakain rapih memakai jas berwarna
biru muda, iringan langkah penuh makna dan kharisma terpancar jelas dalam
penglihatanku, mengundang keikhlasan hati untuk selalu bertanya-tanya, siapakah
mereka.. ?”. Tak lama kemudian sekelompok putra putri menyebarkan selembar
kertas informasi ditemani setangkai bunga mawar merah melengkapi keindahan
kertas itu.
Senyuman
tulus terlihat dari mereka, kumandang suara menyampaiakan identitas mereka
bahwa mereka adalah unit kegiatan mahasiswa dengan nama Korps Protokoler
Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Menambah pengetahuan akan rasa
penasaran itu, tersimpan dengan baik kertas indah dalam tas yang aku bawakan.
Sebelum kulipat sepintas niatan untuk masuk kedalam ukmpun berteriak meyakini
hal yang sepertinya baik untuk belajar berorganisasi dengan penuh manfaat dan
pengalaman. Kupikirkan layaknya sebuah keluarga baru yang kan ku dapatkan.
“
Dalam hati apakah tahun depan saya yang akan berada disana .. bisa .. harus
bisa “. Hati kecilpun berusaha
meyakinkan niatan saya, dan mengalahkan rasa takut yang kerap menampakan dalam
pembuat keputusan. Karena keputusan memang perlu, agar kita tidak dihadapkan
dalam kondisi galau . Kondisi dimana seseorang dihadapkan dalam banyaknya
berbagai pilihan, berapa bulan saya berpikir dan memantapakan cita-cita terbaik
yang hendak bisa tercapai, aminn.
Akhirnya
pendaftaranpun mulai dibuka, selembaran informaspun terpajang hampir diseluruh
tempat penempelan striker, bewara maupun hal lainnya. Tertulis Pendaftaran
Anggota Baru Angkatan V dengan berbagai kriteria-kriteria. Samapai akhirnya
dengan mengucapkan bismilah saya mau mengikuti segala tes didalamnya. Walapun
memang waktunya sangat berbentrokkan dengan kegiatan lainnya. Akan tetapi karena
memang sudah bulat, keyakinanpun bertambah kuat memacu diri ini melangkahkan segala
kemauan diri ini. Bersama teman-teman seperjuangan mencoba menyelami walaupun
rasa pesimis muncul dengan negative thinkungnya, apakah lulus atau tidak.
Karenanya tahap demi tahap terasa berat, padahal sama sekali jauh dengan
yang dibayangkan. Sifat naluriah manusia
patut untuk disadari, tidak menutup kemungkinan ketika anda dihadapakan dalam
suatu kondisi seperti itu akan merasakannya.
Maka
saya mengajak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia, manfatkanlah
waktu-waktu luangmu dalam hal yang positif, selain dari kegiatan ilmiah coba
dukunglah dengan kegiatan yang mampu mengembangkan potensi anda sebagai “agen
of change’’ yaitu terjun dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) apa saja yang
tersedia di kampus rekan-rekan semuanya. Yakinlah kemampuan yang akan di nilai
itu bakan hanya dari IPK yang tinggi akan tetapi dari kelihaian rekan-rekan
dalam berorganisasi. Terbukti oleh banyak orang-orang sukses, yang
mengatakannya.
“ Hiduplah Mahasiswa
Indonesia , tongkat kepemimpinan itu akan diserahkan kepada kita semua sebagai
generasi selanjutnya.. Gelorakan dalam jiwa mudamu , bangkitkan semangatmu dan
cerdaskanlah negara ini dari kegelapan yang sedang melandanya.... “
Hey mulai menulis yaa, aku juga ah, bagus ni buat di posting di blog kpm hehe
BalasHapus