Sabtu, 09 Februari 2013

POLITIK


PENDIDIKAN POLITIK

Oleh : Deni Permana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan 
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 
Universitas Pendidikan Indonesia

Manusia merupakan mahluk hidup yang diberikan kelebihan yang tiada tara dengan mahluk hidup lainnya, kesempurnaan yang dimiliki olehnya terdiri dari berbagai macam keahlian. Berbeda dengan segala yang diciptakan Tuhan, Flora dan Fauna tanpa dibekali keahlian yang sama halnya seperti manusia. Yang dimaksud adalah akal pikir, beribu pemikiran tersimpan dalam suatu tempat bernama otak. Pengendali segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh mahluk bernama Manusia.
            Melalui suatu kekuatan tersimpan dalam pemikiran yang unggul, mereka mampu memecahkan segala fenomena dunia yang bersifat abstrak menjadi konkret, kehidupannya tidak luput dengan berbagai masalah pelik akan tetapi suatu alat membantu mereka untuk mencari solusi jalan keluar dari masalah tersebut. Apakah alat tersebut yaitu “kecerdasan” ketika manusia memaknai arti dari kecerdasan maka suatu simpulan akan mengantarkan manusia menuju gerbang kesuksesan , berpikir segalanya mudah untuk dilaksanakan.
Tetapi pemaknaan mengenai kecerdasan sangatlah jarang manusia pikirkan, mereka sering menjatuhkan dirinya sendiri bahwa mereka belum merasa cerdas, mereka susah menjadi orang cerdas, mereka takut menjadi orang cerdas, menunjukan rasa percaya dirinya masih minim. Padahal Tuhan telah memberikan suatu alat dengan berbagai kecanggihan yang harusnya manusia gunakan dengan sebaik mungkin. Pemanfaatan akan kecanggihannya tidak dipahami seindah pnciptaanya.
            Untuk mendorong dakwaan seperti itu, suatu cara mentransfer ilmu ditemukan, guna mengatasi kemaslahatan hidup manusia. Berbagai proses dilakukan, berorientasikan “kecerdasan yang terasah” mengartikan bahwa memang manusia mempunyai kecerdasan yang bertingkat jenisnya, melalui cara ini semua akan merasakan ketidaktahuan berubah menjadi keingintahuan dan bisa mengetahui gelapnya dunia, serta mengubahnya menjadi pencerahan kehidupannya.
            Pendidikan, dialah cara sadar dan terencana  yang dilakukan  untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, menurut Undang-Undang Nomer 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
            Perundang-undangan hendak membantu manusia menghirup udara segar, terbebas dalam kesumpekan alam ini, tersadar banyaknya orang cerdas yang masih terhidden aplikasi berpirus rasa kemalasan, hal yang menghantui dan menjebloskan manusia kealam yang didera kebiasaan buruk. Ketidakbisaan akibatnya !, semua manusia menghindari virus tersebut, akan tetapi usaha untuk menghindarinya tidak dia cermati dengan usaha untuk mengetahui segala sesuatunya.
Tersurat dalam kitab pegangan umat Islam mengatakan bahwa “Ta’allamil-ilma wajlis fi majalishi, ma khaaba qatthu labiibun jaalasal-‘ulama .. “ sepenggal ayat menjelaskan kepada manusia bahwa hidup manusia tidak akan sengsara ketika dia telah mempelajari ilmu dan mengamalkannya melalui kehidupan sehari-hari, disekelilingnya adalah orang yang sama kesukannya.
Tergugahkah kalian ???  ialah sang Maha Pencipta yang menyeruakan manusia untuk senantiasa membelajarkan dirinya, karena keberhasilan akan menunggunya didepan mata kebahgiaan. Kebahgiaan yang sebenarnyakah ? perlu dijawab oleh dirinya sendiri. Dalam uraian kata yang terangkai, negara bernama Indonesia adalah negara ku yang harus ku bela sampai mati “Pahlawan dahulu kala” mengobarkan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bumi pertiwi, rasa keberanian tertanam dalam jiwa mereka, semangat untuk tidak mengenal putus asa, perbudakan dimana-mana layak untuk kita ambil segala jeripayahnya. Hal tersebut akan terlihat indah dan mereka terdahulupun akan memberikan senyuman semangatnya untuk kita.
Bangsa dengan lamanya penjajahan yang terjadi 350 tahun, adalah waktu begitu lama jikalau kita rasakan dengan sepenuh hati. Tertumpah darah berwarna merah menjadi tanda keberanian terhampar dalam warna bendera kebangsaan , dilengkapinya tulang belulang yang mengering pertanda kesucian putih polos dalam suatu kain yang dihormati. Mereka tidak takut dengan bencana besar melanda dan menghampirinya, semangat perjuangan tergambar jelas dimuka sang pahlawan.
Teriring beriramakan nada-nada indah dalam sebuah karangan lagu Indonesia Raya menggugahkan nasionalisme para pemuda-pemudi pada masanya. Bisa dirasakan secara tidak langsung mereka telah berbahagia dialam sana menyaksikan kebahagiaan anak cucunya. Sudah bisa merasakan kenikmatan terbebas dari belenggu penyiksaan.
Serupa dalam pikiran saya, sang pahlawan menginginkan kekosongan kemerdekaan ini ia titipkan dalam pendidikan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa dari kebodohan,  tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia  tahun 1945 alinea ke IV secara jelas. Berharap melalui pendidikan cakrawala dunia akan mudah digenggam turut pemikiran sang pahlawan !, kebodohan akan diberantasnya perlahan-lahan.
Pendidikan, suatu pokok hal yang tak mungkin akan musnah sampai akhir zaman, sesuai firman Allah SWT mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negri China” bahwa memang tidak ada ujungnya berupaya untuk mengenyam pendidikan sampai di serukannya berhijrah ke berbagai negara. Hal ikhwal jikalau manusia telah menerima pendidikan kebodohan akan menghampirinya. Akan tetapi pengamalan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan jikalau digunakan dengan sebaik mungkin dalam kegiatan positif maka suatu kebahgiaan datang dengan sendirinya, namun berbanding terbalik kalau diamalkan dalam hal yang negatif, merugikan orang lain bahkan mengelabui dirinya sendiri hingga menjatuhkan kedalam lubang kesengsaraan.
Beragam jenis pendidikan bidang keilmuan tercipta dalam hamparan lautan kehidupan, memiliki tujuan dan maksud tertentu sebagai akibat dari ketidaksesuaian kebutuhan yang ada. Pendidikan ilmu politik yang dimaksud oleh saya berkesinambungan dengan alur menyelami masa demi masa, karenanya kehidupan sesorang itu akan terstruktur dengan keadaan dia sebagai apa (jabatan/pangkat). Saya mefokuskan semua orang untuk bisa memahami arti sebuah pendidikan politik yang sesungguhnya serta dilaksanakan sesuai dengan kapasistas bidang ilmu tersebut.
Hal tersebut memang bisa dikatakan sebagai suatu yang urgen, politik bisa diartikan oleh semua orang sesuai dengan apa yang dia rasakan. Sehingga banyak penafsiran politik yang berbeda-beda. Pendidikan politik khususnya mendapat suatu perhatian para ahli politik, dunia bisa digenggamnya hanya dengan memainkan politik. Tanpa kita sadari kehidupan yang setiap harinya kita jalani dengan penuh kebahagiaan, kesedihan, ikhlas maupun keterpaksaan itu sudah dalam kestrukturan politik.
Misalnya saja dalam proses kegiatan belajar mengajar , seorang yang malas belajar akan bahagia bilamana dia mendapatkan kelompok dengan kuantitas yang terdiri dari orang-orang cerdas, kenapa demikian ?, “ menurut pengamatan saya mereka kaum orang malas akan menyerahkan semuanya kepada kaum cerdas itu, dia merasa bahwa pekerjaanya itu pasti ada yang mengerjakannya namun sudah pasti disini akan ada konflik yang mencuat dengan sendirinya, kaum cerdaspun sudah memikirkan dengan matang akan perilaku mereka kaum malas, disini kita amati ternyata pernan politikpun ikut main tanpa kita sadari.
Mungkin sudah bukan rahasia umum lagi bagi khalayak ramai akan politik yang bermain didalam segala hal. Kini semua orang cerdas sudah menerapakan segalanya dangan mengikutsertakan politik. Baginya politik itu yang terpenting adalah timbal balik kedirnya itu ada. Bisa kita amati hampir semua lapisan terstruktur sebuah negara menerapkan politik dalam fokus mata pencahariannya, bilamana memang belum meyakini tentang fenomena yang serupa dengan hal ini, coba lakukan pengamatan sendiri dalam kehidupan masyarakat sekarang.
Dengan adanya suatu bukti , data dan fakta akan menimbulkan kerelevansian dengan pengaruh politik yang melanda masyarakat sekarang, dalam artian masyarakat disini maknanya luas yah.. jangan hanya menafsirkan dari satu sudut pandang. Berbicara mengenai politik memang tidak akan henti-hentinya jikalau kita mengupas secara tajam, pernahkah anda tahu bahwa orang yang sudah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi itu tingkat korupsinya tinggi ?, “ kalau belum mari kita telaah bersama-sama !”.
Suatu masa dimana negara itu sedang dilanda dengan kasus korupsi dimana-mana, semua lembaga dikontaminasi oleh mereka yang sedang melangsungkan kejahatan atas kepentingan pribadi, memperkaya diri sendiri dan golongan mereka. Dia bernama Gayus sang koruptor dari lembaga perpajakan. Tiba-tiba namanya menjadi terkenal karena telah melakukan tindak pidana korupsi.
Banyak orang mengenal nama beliau bukan karena keartisannya akan tetapi karena perilakunya yang membumikan negara Indonesia oleh tindak koruptor. Secara tidak langsung orang-orang cerdas itulah telah melakukan politik. Politik sebagai alat dari tata cara untuk melangsungkan kejahatannya itu.
Demikianlah semua hal yang telah terjadi memang akan terus berkelanjutan bilmana banyak kesempatan yang hadir dan ada niatan dari pihak pelaku untuk mendukung tindakannya. Saya mengajak kepada pembaca semuanya marilah kita bangun dan tanamkan pada diri kita semua untuk tidak melakukan tipikor dalam berbagai kegiatan apapun, mulailah dari hal kecil karenanya ketika hal kecil saja sudah di langgar dan dipenuhi oleh hal yang buruk maka itu akan berpengaruh kepada masalah besar.
Karenanya negara ini membutuhkan founding fathers yang memiliki jiwa sukarelawan, tegas dalam pendirian, mau memberantas tindak korupsi secara matang samapai dengan penyelesaian, tidak mengaitkan segala yang dilakukannya tanpa mengkaitkan dengan politik, saya tidak membatasi seseorang terjun kedalam perpolitikan akan tetapi pikirkanlah secara matang bahwa politik itu harus dilakukan secara lurus, terarah dan mempunyai tujuan yang hendak menciptakan suatu kebahagiaan bagi semua ummat.
Bangkitlah .. wahai sang penguasa negara, bangkit .. Lakukan perubahan secara bertahap dalam perubahan kebaikan dan kemaslahatan negara sebelum badai dan bencana kan menerpa negaranya. Bismillahirahmanirahim !! 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar