Sabtu, 09 Februari 2013

PKN 2011 B

MAHASISWA JURUSAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
ANGKATAN 2011 KELAS B

Riung rumpun adalah tempat dalam berbagi segala kebutuhan mahasiswa jurusan Pendidikan Kewarganegaraan Angkatan 2011 B , seiring niatan untuk menjalani masa-masa perkuliahan dikampus tercinta Universitas Pendidikan Indonesia kami mencoba untuk mengakrabkan satu sama lain di kelas tercinta, kebersamaan yang di mulai dari awal perkuliahan sampai dengan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. 
Kelas yang di huni oleh mahasiswa yang berasal dari daerah yang berbeda-beda menciptakan suasana kelas yang demokrasi, sehingga menimbulkan keindahan yang  tercipta karena perbedaannya itu. Berjumlah 47  orang yang terdiri atas 25 mahasiswi dan 22 mahasiswa yang sama-sama memiliki tekad dalam menggapai cita.

CIVIC HUKUM 2011


PENERIMAAN ANGGOTA BARU HIMPUNAN MAHASISWA CIVIC HUKUM
TAHUN 2011 
DI PANARUBAN SUBANG 


Semoga kenangan ini akan mengikatkan kebersamaan , rasa kekeluargaan dan tali silaturahmi di Angkatan 2011 Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI. Perjuangan pada acara Penerimaan Anggota Baru laksana cahaya yang akan terus menerangi kita semua, begitu juga kebersamaan dalam mengahadapi rintangan yang bersama kita hadapi akan selalu membangiktkan semangat kita dalam menjalani kehidupan lebih baik lagi. Semangat buat rakanda semua semoga kita semua bisa menjadi Pemimpin bangsa Indonesia di masa yang akan datang . 

PUISI


“ Inilah Diriku “

Angin lembut berhembus kencang
Awan berjalan – jalan menari di udara
Di sana kau sendiri merenungi
Apa yang mesti aku lakukan

Berhijrah dari suatu tempat dimana aku lahir
Berpisah dengan orang yang mencitai daku
Menyayangi dan mendidik aku
Sampai diri beranjak pada kedewasaan

Dalam hati selalu teringat
Saat kita tertawa berbagi dan bercerita
Mengungkap sebuah harapan
Yang mungkin kan terbang bersama cita

Sebelum jauh pergiku kembali
Pada tempat  waktu dulu
Dimana aku bertumbuh
Menjadi seseorang yang berguna

Aku yang harus
Membawa perubahan untuk bahagia
Akulah yang mesti
Membawa kemenangan sejati ini

Astaga ...
Ku yakin kamu bangga akan hasil ini
Dan  tersenyum untuk selamanya ..


Its me “

Gentle wind soft blows hard
Cloud walking - street dance in the air
There you yourself contemplating
What should I do

Emigrated from a place where I was born
People who love the part with me
I cherish and educate
Until self-move on maturity

In my heart usually be remembered
When we share laughter and storytelling
Revealing an expectation
Which may not fly with joy

Before I will be back
At the time of first
Where I grew
Being someone who is handy

I should
Bring change for happy
It is I who must
Bringing the true victory of this

Oh my gosh

I'm sure you're proud of these results
 And you smile for ever .....


 Created by All Friend's

POLITIK


PENDIDIKAN POLITIK

Oleh : Deni Permana
Mahasiswa Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan 
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial 
Universitas Pendidikan Indonesia

Manusia merupakan mahluk hidup yang diberikan kelebihan yang tiada tara dengan mahluk hidup lainnya, kesempurnaan yang dimiliki olehnya terdiri dari berbagai macam keahlian. Berbeda dengan segala yang diciptakan Tuhan, Flora dan Fauna tanpa dibekali keahlian yang sama halnya seperti manusia. Yang dimaksud adalah akal pikir, beribu pemikiran tersimpan dalam suatu tempat bernama otak. Pengendali segala bentuk kegiatan yang akan dilakukan oleh mahluk bernama Manusia.
            Melalui suatu kekuatan tersimpan dalam pemikiran yang unggul, mereka mampu memecahkan segala fenomena dunia yang bersifat abstrak menjadi konkret, kehidupannya tidak luput dengan berbagai masalah pelik akan tetapi suatu alat membantu mereka untuk mencari solusi jalan keluar dari masalah tersebut. Apakah alat tersebut yaitu “kecerdasan” ketika manusia memaknai arti dari kecerdasan maka suatu simpulan akan mengantarkan manusia menuju gerbang kesuksesan , berpikir segalanya mudah untuk dilaksanakan.
Tetapi pemaknaan mengenai kecerdasan sangatlah jarang manusia pikirkan, mereka sering menjatuhkan dirinya sendiri bahwa mereka belum merasa cerdas, mereka susah menjadi orang cerdas, mereka takut menjadi orang cerdas, menunjukan rasa percaya dirinya masih minim. Padahal Tuhan telah memberikan suatu alat dengan berbagai kecanggihan yang harusnya manusia gunakan dengan sebaik mungkin. Pemanfaatan akan kecanggihannya tidak dipahami seindah pnciptaanya.
            Untuk mendorong dakwaan seperti itu, suatu cara mentransfer ilmu ditemukan, guna mengatasi kemaslahatan hidup manusia. Berbagai proses dilakukan, berorientasikan “kecerdasan yang terasah” mengartikan bahwa memang manusia mempunyai kecerdasan yang bertingkat jenisnya, melalui cara ini semua akan merasakan ketidaktahuan berubah menjadi keingintahuan dan bisa mengetahui gelapnya dunia, serta mengubahnya menjadi pencerahan kehidupannya.
            Pendidikan, dialah cara sadar dan terencana  yang dilakukan  untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara, menurut Undang-Undang Nomer 23 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
            Perundang-undangan hendak membantu manusia menghirup udara segar, terbebas dalam kesumpekan alam ini, tersadar banyaknya orang cerdas yang masih terhidden aplikasi berpirus rasa kemalasan, hal yang menghantui dan menjebloskan manusia kealam yang didera kebiasaan buruk. Ketidakbisaan akibatnya !, semua manusia menghindari virus tersebut, akan tetapi usaha untuk menghindarinya tidak dia cermati dengan usaha untuk mengetahui segala sesuatunya.
Tersurat dalam kitab pegangan umat Islam mengatakan bahwa “Ta’allamil-ilma wajlis fi majalishi, ma khaaba qatthu labiibun jaalasal-‘ulama .. “ sepenggal ayat menjelaskan kepada manusia bahwa hidup manusia tidak akan sengsara ketika dia telah mempelajari ilmu dan mengamalkannya melalui kehidupan sehari-hari, disekelilingnya adalah orang yang sama kesukannya.
Tergugahkah kalian ???  ialah sang Maha Pencipta yang menyeruakan manusia untuk senantiasa membelajarkan dirinya, karena keberhasilan akan menunggunya didepan mata kebahgiaan. Kebahgiaan yang sebenarnyakah ? perlu dijawab oleh dirinya sendiri. Dalam uraian kata yang terangkai, negara bernama Indonesia adalah negara ku yang harus ku bela sampai mati “Pahlawan dahulu kala” mengobarkan jiwa dan raganya demi kemerdekaan bumi pertiwi, rasa keberanian tertanam dalam jiwa mereka, semangat untuk tidak mengenal putus asa, perbudakan dimana-mana layak untuk kita ambil segala jeripayahnya. Hal tersebut akan terlihat indah dan mereka terdahulupun akan memberikan senyuman semangatnya untuk kita.
Bangsa dengan lamanya penjajahan yang terjadi 350 tahun, adalah waktu begitu lama jikalau kita rasakan dengan sepenuh hati. Tertumpah darah berwarna merah menjadi tanda keberanian terhampar dalam warna bendera kebangsaan , dilengkapinya tulang belulang yang mengering pertanda kesucian putih polos dalam suatu kain yang dihormati. Mereka tidak takut dengan bencana besar melanda dan menghampirinya, semangat perjuangan tergambar jelas dimuka sang pahlawan.
Teriring beriramakan nada-nada indah dalam sebuah karangan lagu Indonesia Raya menggugahkan nasionalisme para pemuda-pemudi pada masanya. Bisa dirasakan secara tidak langsung mereka telah berbahagia dialam sana menyaksikan kebahagiaan anak cucunya. Sudah bisa merasakan kenikmatan terbebas dari belenggu penyiksaan.
Serupa dalam pikiran saya, sang pahlawan menginginkan kekosongan kemerdekaan ini ia titipkan dalam pendidikan, guna mencerdaskan kehidupan bangsa dari kebodohan,  tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Republik Indonesia  tahun 1945 alinea ke IV secara jelas. Berharap melalui pendidikan cakrawala dunia akan mudah digenggam turut pemikiran sang pahlawan !, kebodohan akan diberantasnya perlahan-lahan.
Pendidikan, suatu pokok hal yang tak mungkin akan musnah sampai akhir zaman, sesuai firman Allah SWT mengatakan “tuntutlah ilmu sampai ke negri China” bahwa memang tidak ada ujungnya berupaya untuk mengenyam pendidikan sampai di serukannya berhijrah ke berbagai negara. Hal ikhwal jikalau manusia telah menerima pendidikan kebodohan akan menghampirinya. Akan tetapi pengamalan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan jikalau digunakan dengan sebaik mungkin dalam kegiatan positif maka suatu kebahgiaan datang dengan sendirinya, namun berbanding terbalik kalau diamalkan dalam hal yang negatif, merugikan orang lain bahkan mengelabui dirinya sendiri hingga menjatuhkan kedalam lubang kesengsaraan.
Beragam jenis pendidikan bidang keilmuan tercipta dalam hamparan lautan kehidupan, memiliki tujuan dan maksud tertentu sebagai akibat dari ketidaksesuaian kebutuhan yang ada. Pendidikan ilmu politik yang dimaksud oleh saya berkesinambungan dengan alur menyelami masa demi masa, karenanya kehidupan sesorang itu akan terstruktur dengan keadaan dia sebagai apa (jabatan/pangkat). Saya mefokuskan semua orang untuk bisa memahami arti sebuah pendidikan politik yang sesungguhnya serta dilaksanakan sesuai dengan kapasistas bidang ilmu tersebut.
Hal tersebut memang bisa dikatakan sebagai suatu yang urgen, politik bisa diartikan oleh semua orang sesuai dengan apa yang dia rasakan. Sehingga banyak penafsiran politik yang berbeda-beda. Pendidikan politik khususnya mendapat suatu perhatian para ahli politik, dunia bisa digenggamnya hanya dengan memainkan politik. Tanpa kita sadari kehidupan yang setiap harinya kita jalani dengan penuh kebahagiaan, kesedihan, ikhlas maupun keterpaksaan itu sudah dalam kestrukturan politik.
Misalnya saja dalam proses kegiatan belajar mengajar , seorang yang malas belajar akan bahagia bilamana dia mendapatkan kelompok dengan kuantitas yang terdiri dari orang-orang cerdas, kenapa demikian ?, “ menurut pengamatan saya mereka kaum orang malas akan menyerahkan semuanya kepada kaum cerdas itu, dia merasa bahwa pekerjaanya itu pasti ada yang mengerjakannya namun sudah pasti disini akan ada konflik yang mencuat dengan sendirinya, kaum cerdaspun sudah memikirkan dengan matang akan perilaku mereka kaum malas, disini kita amati ternyata pernan politikpun ikut main tanpa kita sadari.
Mungkin sudah bukan rahasia umum lagi bagi khalayak ramai akan politik yang bermain didalam segala hal. Kini semua orang cerdas sudah menerapakan segalanya dangan mengikutsertakan politik. Baginya politik itu yang terpenting adalah timbal balik kedirnya itu ada. Bisa kita amati hampir semua lapisan terstruktur sebuah negara menerapkan politik dalam fokus mata pencahariannya, bilamana memang belum meyakini tentang fenomena yang serupa dengan hal ini, coba lakukan pengamatan sendiri dalam kehidupan masyarakat sekarang.
Dengan adanya suatu bukti , data dan fakta akan menimbulkan kerelevansian dengan pengaruh politik yang melanda masyarakat sekarang, dalam artian masyarakat disini maknanya luas yah.. jangan hanya menafsirkan dari satu sudut pandang. Berbicara mengenai politik memang tidak akan henti-hentinya jikalau kita mengupas secara tajam, pernahkah anda tahu bahwa orang yang sudah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi itu tingkat korupsinya tinggi ?, “ kalau belum mari kita telaah bersama-sama !”.
Suatu masa dimana negara itu sedang dilanda dengan kasus korupsi dimana-mana, semua lembaga dikontaminasi oleh mereka yang sedang melangsungkan kejahatan atas kepentingan pribadi, memperkaya diri sendiri dan golongan mereka. Dia bernama Gayus sang koruptor dari lembaga perpajakan. Tiba-tiba namanya menjadi terkenal karena telah melakukan tindak pidana korupsi.
Banyak orang mengenal nama beliau bukan karena keartisannya akan tetapi karena perilakunya yang membumikan negara Indonesia oleh tindak koruptor. Secara tidak langsung orang-orang cerdas itulah telah melakukan politik. Politik sebagai alat dari tata cara untuk melangsungkan kejahatannya itu.
Demikianlah semua hal yang telah terjadi memang akan terus berkelanjutan bilmana banyak kesempatan yang hadir dan ada niatan dari pihak pelaku untuk mendukung tindakannya. Saya mengajak kepada pembaca semuanya marilah kita bangun dan tanamkan pada diri kita semua untuk tidak melakukan tipikor dalam berbagai kegiatan apapun, mulailah dari hal kecil karenanya ketika hal kecil saja sudah di langgar dan dipenuhi oleh hal yang buruk maka itu akan berpengaruh kepada masalah besar.
Karenanya negara ini membutuhkan founding fathers yang memiliki jiwa sukarelawan, tegas dalam pendirian, mau memberantas tindak korupsi secara matang samapai dengan penyelesaian, tidak mengaitkan segala yang dilakukannya tanpa mengkaitkan dengan politik, saya tidak membatasi seseorang terjun kedalam perpolitikan akan tetapi pikirkanlah secara matang bahwa politik itu harus dilakukan secara lurus, terarah dan mempunyai tujuan yang hendak menciptakan suatu kebahagiaan bagi semua ummat.
Bangkitlah .. wahai sang penguasa negara, bangkit .. Lakukan perubahan secara bertahap dalam perubahan kebaikan dan kemaslahatan negara sebelum badai dan bencana kan menerpa negaranya. Bismillahirahmanirahim !! 


UNIT KEGIATAN MAHASISWA


UKM Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia
 Sebagai Wadah Untuk Mengembangkan Potensi Mahasiswa

 Deni Permana
Protokoler Madya 
NIM 1104630 / NRK 156. V KPM UPI 

Berbicara tentang hukum sudah seringkali didengarkan oleh kedua telinga kita setiap harinya, karena kehidupan kita sudah terjamin oleh hukum yang berlaku. Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi kehidupan manusia sudah diatur oleh perundang-undangan, secara tidak sadar segala yang akan kita lakukanpun sudah ada yang mengaturnya. Termasuk sebagai anggota Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dengan Peraturan Kehidupannya (Perdup).
Banyak para ahli yang sampai saat ini belum bisa mengartikan kata “ hukum “ sebagai sebuah kata dengan arti baku. Teringat seorang ahli hukum bernama E. Utrecht dia mengatakan bahwa hukum merupakan himpunan petunjuk hidup, perintah dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh seorang anggota masyarakat oleh karena itu pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan oleh pemerintah/penguasa.
Sebagai himpunan petunjuk hidup, kalimat tersebut mengarahkan kepada kita semua sebagai anggota protokoler bahwa untuk menjalankan segala sesuatu ketika bertugas ataupun  tidak, harus tetap berpedoman kepada hukum atau aturan yang berlaku dalam lingkungan korps. Sebagaimana tertera dalam peraturan kehidupan Korps Protokoler Mahasiswa. Sebagai perintah tentunya dengan sadar diri sebagai anggota korps protokoler bergegas menjalankan apa yang seharusnya dijalankan dan tidak, dalam peraturan kehidupan yang berlaku dilingkungan korps , bilamana belum jelas mari kita telaah surat Al Maidah ayat 50 :
”Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang  lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
               Firman Allahpun menjelaskan bahwa ketika kita berbuat sesuatu hendaknya memikirkan apa yang akan kita dapatkan ? ( dalam hal ini sanksi ). Yakinlah menjadi orang yang taat kepada hukum karenanya akan berpengaruh baik dalam kehidupannya. Mengahrgai larangan dan perintah yang ada. Kebiasaan yang akan membawa perubahan dalam diri seorang menuju kehidupan yang lebih baik. Tanpa disuruh diapun akan sadar dengan sendirinya, berbeda dengan mereka yang masih tidak peduli terhadap aturan yang berlaku akan tetapi tidak dijalankan dengan sepenuh hati maka pakasaanlah dan ketidakikhlasan timbul ketika dia sedang ditindak, dan terbukti melakukan suatu pelanggaran. Mungkin jengkel, rasa yang tak pernah hilang dalam diri manusia ketika dia mendapatkan suatu karena dipaksa atau tidak sesuai dengan apa yang diinginkan. 
Sebagai larangan, terlihat ketika kita sebagai anggota KPM UPI akan memasuki sekretariat korps yakni dalam pintu masuk terpampang sebuah gambar dengan berbagai attention/ warning diantaranya    :
1.      Himbauan kepada seluruh civitas korps biasakan menggunakan bahasa sunda setiap hari rabu.
2.       Himbauan kepada seluruh civitas korps biasakan menggunakan jeans hitam dan baju berkerah ketika akan masuk sekre.
3.      Pergunakanlah air sebaik mungkin.
4.      Simpanlah baju pada tempatnya.
Aturan tersebut sudah menjadi aturan baku dilingkungan KPM UPI, bagi anggota korps mungkin sudah sering melihat dan menjalankannya, bila dianalogikan larangan itu adalah makanan sehari-hari yang ketika tidak dimakan maka makanan tersebut akan marah ( dalam hal ini Deputi IV bidang Pengkajian Peraturan sebagai penegak hukum akan menindaknya ).
Dengan membawa buku berwarna hijau dan abu tertulis kata “Keterlambatan dan Atribut” melengkapi Deputi IV dalam menegakan aturan yang berlaku. Kedua alat bukti tersebut adalah catatan sebuah pelanggaran yang dilakukan oleh anggota KPM UPI. Bilamana banyak pelanggaran maka punsihmentlah  akan mengahampirinya. Sitem pengekannyapun dengan cara olah fisik dan iuran kepada kas korps. Tidak dengan hal  lainnya, semua dimaksudkan agar anggota jera dan tidak akan melakukannya lagi.  Maka ketika sebuah aturan dilaksanakan oleh pelaku hukum keteriban dan kenyamananlah yang terus kita rasakan bukan kekecewaan dan rasa kesalahan yang timbul katika melihat catatan kesalahan terpampang di papan informasi.
Ada sebuah kalimat yang diutarakan Letjen TNI J. Suryo Prabowo :
 “Kemampuan yang handal dalam mengaplikasikan semua taktik / strartegi hanya dimiliki oleh orang yang paling banyak berlatih/ belajar, dan paling banyak menggunakan kreativitas berfikir dan kecerdasan. Jangan sekali-kali membenarkan yang biasa, tetapi biasakan yang benar “. 
Dapat penulis tangkap bahwa orang yang terus belajar dan berlatih setiap harinya maka kemampuannya akan berbeda dengan orang yang malas, dan segala tindakan yang akan dilakukan  maka akan ia pikirkan terlebih dahulu , karenanya ia akan menjalankan yang benar.
Begitupun tiada hentinya sebagai anggota korps mari kita tingkatkan semangat belajar guna mendalami ilmu keprotokolan , belajar untuk memahami, menjalankan dengan penuh makna bahwa aturan yang ada ( dalam Perdup ) merupakan sesuatu hal yang berharga untuk kita semua ( anggota KPM UPI ), dan keberhargaanyapun tidak akan begitu saja menghilang itu terbukti “Orang yang hidupnya selalu teratur maka orang tersebut akan selalu menempatkan dirinya sesuai dengan apa yang selalu dia biasakan dengan keteraturannya “  disamping itupula orang tersebut akan banyak disegani oleh seseorang disekelilingnya karena terlihat sekali prilaku maupun tingkah lakunya itu berbeda dengan orang biasanya (untaian kata penulis).
Untuk memaknai kalimat tersebut perlu adanya niatan untuk melakukan perubahan bagi pola hidupnya. Protokoler merupakan orang yang menjalankan segalanya sesuai dengan aturan keprotokolan sudah seharusnya sebagai seorang protokoler memahami dan menjalankannya bilamana memang itu dianggap penting buat dirinya. Namun bila dikatakan penting tidak penting hanyalah dirinya sendiri yang akan merasakannya. Menurut saya, hal tersebut sangatlah penting bila dikaitkan dengan keprotokolan karena bila kita rasakan keprotokolanpun sudah diatur dengan perundang-undangan yang mana bila dalam pelaksanananya harus sesuai dengan perintah yang tertulis dalam perundang-undangan. Mana mungkin ketika ada pejabat negara berkunjung ke UPI mereka diberikan pelayanan dengan cuma-cuma, kritikanpun akan silih berdatangan kepada kita semua selaku anggota protokoler.
Dinilai tidak beretika padahal dalam aturan yang tertulis hal itu sudah dimuat dan dijelaskan bagiamana tata cara melayani tamu ( pejabat negara ) dengan baik sesuai dengan kedudukannya. Sedikit saja melalaikan aturan yang berlaku maka kesalahanpun akan timbul. Dengan begitu memahami, memaknai dan menjalankan hukum atau segala aturan baik tertulis maupun tidak tertulis. Memang sangat erat kaitannya, bersamaan dengan protokoler.
Sebait kalimat diatas menjelaskan contoh riil dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai prefentif , fungsinya mengajak kepada seluruh civitas korps agar bisa bersama-sama menegakan hukum yang mulai terlena dengan kekhasannya. Yakni mengatur dan memaksa  walaupun permasalahannya dianggap sangat kecil tetapi cobalah dari hal terkecil diluruskan agar tidak berakibat patal. Masuk dan bergabung menjadi bagian dari Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia adalah kebanggan tersendiri dalam kehidupan sebagai seorang perantau dalam pencapaian cita menjulang tinggi ilmu yang ku pelajari. Menapakan kaki di perguruan tinggi negeri kelas favorit sudah menuliskan sejarah terbaru dalam lembaran-lembaran cerita hidupku.
Dipertemukan dalam sebuah rangkaian acara terbesar bernamakan MOKAKU UPI 2011, aku bermuwajahah semoga banyak pengalaman berharga kan kudapat dalam mengarungi lautan pendidikan yang harus ku selaminya. Berpakain rapih memakai jas berwarna biru muda, iringan langkah penuh makna dan kharisma terpancar jelas dalam penglihatanku, mengundang keikhlasan hati untuk selalu bertanya-tanya, siapakah mereka.. ?”. Tak lama kemudian sekelompok putra putri menyebarkan selembar kertas informasi ditemani setangkai bunga mawar merah melengkapi keindahan kertas itu.
Senyuman tulus terlihat dari mereka, kumandang suara menyampaiakan identitas mereka bahwa mereka adalah unit kegiatan mahasiswa dengan nama Korps Protokoler Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia. Menambah pengetahuan akan rasa penasaran itu, tersimpan dengan baik kertas indah dalam tas yang aku bawakan. Sebelum kulipat sepintas niatan untuk masuk kedalam ukmpun berteriak meyakini hal yang sepertinya baik untuk belajar berorganisasi dengan penuh manfaat dan pengalaman. Kupikirkan layaknya sebuah keluarga baru yang kan ku dapatkan.
“ Dalam hati apakah tahun depan saya yang akan berada disana .. bisa .. harus bisa  “. Hati kecilpun berusaha meyakinkan niatan saya, dan mengalahkan rasa takut yang kerap menampakan dalam pembuat keputusan. Karena keputusan memang perlu, agar kita tidak dihadapkan dalam kondisi galau . Kondisi dimana seseorang dihadapkan dalam banyaknya berbagai pilihan, berapa bulan saya berpikir dan memantapakan cita-cita terbaik yang hendak bisa tercapai, aminn.
Akhirnya pendaftaranpun mulai dibuka, selembaran informaspun terpajang hampir diseluruh tempat penempelan striker, bewara maupun hal lainnya. Tertulis Pendaftaran Anggota Baru Angkatan V dengan berbagai kriteria-kriteria. Samapai akhirnya dengan mengucapkan bismilah saya mau mengikuti segala tes didalamnya. Walapun memang waktunya sangat berbentrokkan dengan kegiatan lainnya. Akan tetapi karena memang sudah bulat, keyakinanpun bertambah kuat memacu diri ini melangkahkan segala kemauan diri ini. Bersama teman-teman seperjuangan mencoba menyelami walaupun rasa pesimis muncul dengan negative thinkungnya, apakah lulus atau tidak. Karenanya tahap demi tahap terasa berat, padahal sama sekali jauh dengan yang  dibayangkan. Sifat naluriah manusia patut untuk disadari, tidak menutup kemungkinan ketika anda dihadapakan dalam suatu kondisi seperti itu akan merasakannya.
Maka saya mengajak kepada semua mahasiswa di seluruh Indonesia, manfatkanlah waktu-waktu luangmu dalam hal yang positif, selain dari kegiatan ilmiah coba dukunglah dengan kegiatan yang mampu mengembangkan potensi anda sebagai “agen of change’’ yaitu terjun dalam UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) apa saja yang tersedia di kampus rekan-rekan semuanya. Yakinlah kemampuan yang akan di nilai itu bakan hanya dari IPK yang tinggi akan tetapi dari kelihaian rekan-rekan dalam berorganisasi. Terbukti oleh banyak orang-orang sukses, yang mengatakannya.
“ Hiduplah Mahasiswa Indonesia , tongkat kepemimpinan itu akan diserahkan kepada kita semua sebagai generasi selanjutnya.. Gelorakan dalam jiwa mudamu , bangkitkan semangatmu dan cerdaskanlah negara ini dari kegelapan yang sedang melandanya.... “